**Inside ‘Project Hansen’: Misi Rahasia Portland Trail Blazers untuk Mengamankan Yang Hansen**Portland, Oregon – Di balik gemerlap NBA Draft dan euforia pemilihan pemain, tersembunyi kisah-kisah yang jarang terungkap.

Salah satunya adalah ‘Project Hansen,’ sebuah operasi rahasia yang dijalankan Portland Trail Blazers selama dua tahun untuk mengamankan tanda tangan Yang Hansen, prospek menjulang setinggi 7 kaki 2 inci asal Tiongkok.

Keputusan Blazers untuk memilih Hansen mengejutkan banyak pihak.

Nama Hansen jarang disebut dalam prediksi draft, dan banyak pengamat menganggapnya sebagai pilihan berisiko.

Namun, di balik layar, manajemen Blazers, dipimpin oleh General Manager Joe Cronin, telah lama menaruh perhatian khusus pada pemain muda ini.

“Kami melihat sesuatu yang istimewa dalam diri Yang,” ungkap seorang sumber internal Blazers yang enggan disebutkan namanya.

“Bukan hanya tingginya, tapi juga etos kerja, kelincahan, dan potensi yang dimilikinya.

Kami tahu kami harus melakukan sesuatu yang berbeda untuk mendapatkannya.

“‘Project Hansen’ dimulai dua tahun lalu, ketika seorang scout Blazers secara kebetulan menyaksikan Hansen bermain dalam turnamen junior di Tiongkok.

Terkesan dengan kombinasi ukuran, koordinasi, dan kemampuan menembak Hansen, scout tersebut langsung mengirimkan laporan ke Portland.

Sejak saat itu, Blazers mulai mengumpulkan informasi tentang Hansen secara intensif.

Mereka mengirimkan scout ke Tiongkok secara berkala, menjalin komunikasi dengan pelatih dan mentor Hansen, serta menganalisis video pertandingannya secara mendalam.

Salah satu tantangan terbesar dalam ‘Project Hansen’ adalah menjaga minat Blazers tetap tersembunyi.

Mereka tidak ingin tim lain menyadari potensi Hansen dan mencoba untuk merebutnya.

Untuk itu, Blazers menggunakan berbagai taktik untuk mengalihkan perhatian, termasuk fokus pada prospek lain dalam wawancara dan laporan media.

“Kami harus bermain poker,” kata sumber tersebut.

“Kami tidak ingin ada yang tahu seberapa besar kami menginginkan Yang.

Itu berarti berpura-pura tertarik pada pemain lain, dan memastikan bahwa tidak ada kebocoran informasi.

“Setelah berbulan-bulan melakukan pengintaian dan analisis, Blazers yakin bahwa Hansen adalah pemain yang tepat untuk mereka.

Mereka melihatnya sebagai pemain yang memiliki potensi untuk menjadi pemain bintang di NBA, dan mereka bersedia mengambil risiko untuk mendapatkannya.

Pada malam NBA Draft, Blazers memiliki pilihan ke-23 secara keseluruhan.

Banyak yang memperkirakan mereka akan memilih pemain yang lebih dikenal dan berpengalaman.

Namun, Cronin dan timnya tetap pada rencana mereka.

Dengan pilihan ke-23, Portland Trail Blazers memilih Yang Hansen.

Reaksi terhadap pemilihan Hansen bervariasi.

Beberapa pengamat memuji Blazers karena berani mengambil risiko pada pemain yang belum teruji.

Yang lain mempertanyakan keputusan tersebut, dengan alasan bahwa Hansen masih mentah dan membutuhkan waktu untuk berkembang.

Namun, di dalam organisasi Blazers, ada keyakinan yang kuat bahwa mereka telah menemukan permata tersembunyi.

Mereka percaya bahwa dengan pelatihan dan pengembangan yang tepat, Hansen dapat menjadi pemain yang dominan di NBA.

‘Project Hansen’ mungkin merupakan perjudian, tetapi itu adalah perjudian yang diperhitungkan.

Blazers telah melakukan pekerjaan rumah mereka, dan mereka yakin bahwa mereka telah menemukan pemain yang memiliki potensi untuk mengubah masa depan franchise mereka.

Hanya waktu yang akan membuktikan apakah ‘Project Hansen’ berhasil, tetapi satu hal yang pasti: Portland Trail Blazers telah melakukan sesuatu yang berani dan inovatif dalam upaya mereka untuk membangun tim juara.

Sebagai seorang jurnalis olahraga, saya pribadi terkesan dengan dedikasi dan kerahasiaan yang ditunjukkan oleh manajemen Blazers dalam ‘Project Hansen’.

Ini adalah contoh yang baik tentang bagaimana tim NBA bekerja di balik layar untuk mencari bakat dan membangun tim yang kompetitif.

Meskipun hasilnya masih belum pasti, ‘Project Hansen’ adalah bukti bahwa Portland Trail Blazers berani mengambil risiko dan berpikir di luar kotak.