“Dia Pendaki Terbaik di Dunia” – Tadej Pogačar Memuji Rivalnya di Tour de France, Jonas Vingegaard, Saat Persaingan Memasuki Babak Berikutnya

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-06 Kategori: news

## Tadej Pogaar Sanjung Jonas Vingegaard: Rivalitas Membara di Ambang Babak BaruDunia balap sepeda kembali berdegup kencang.

Tadej Pogaar, sang juara dunia yang digadang-gadang akan merebut *maillot jaune* keempatnya, tak ragu melontarkan pujian setinggi langit kepada rival abadinya, Jonas Vingegaard.

“Dia adalah pemanjat terbaik di dunia,” ujar Pogaar dengan nada hormat, menandakan rivalitas yang semakin matang dan siap memasuki babak baru yang mendebarkan.

Pernyataan ini bukan sekadar basa-basi.

Pogaar, dengan segudang talenta dan agresivitasnya yang meledak-ledak, mengakui keunggulan Vingegaard di medan pegunungan yang curam.

Tahun lalu, Vingegaard membuktikan diri sebagai kekuatan yang tak terhentikan di tanjakan-tanjakan ikonik Tour de France, mengungguli Pogaar dan merebut gelar juara.

Ucapan Pogaar muncul di tengah ekspektasi yang membumbung tinggi menjelang Tour de France edisi mendatang.

Sang juara dunia, kini mengenakan jersey pelangi yang prestisius, merasakan tekanan untuk memenuhi harapan publik.

“Saya berharap bisa memenuhi ekspektasi,” katanya, menyiratkan kesadaran akan tanggung jawab yang dipikulnya.

Analisis mendalam menunjukkan bahwa rivalitas Pogaar dan Vingegaard bukan hanya sekadar pertarungan fisik, melainkan juga duel strategi dan mental.

Pogaar dikenal dengan gaya balapnya yang ofensif, menyerang tanpa ampun di setiap kesempatan.

Sementara Vingegaard cenderung lebih taktis, memanfaatkan kekuatan tim Jumbo-Visma untuk mengontrol balapan dan melancarkan serangan mematikan di momen krusial.

"Dia Pendaki Terbaik di Dunia" – Tadej Pogačar Memuji Rivalnya di Tour de France, Jonas Vingegaard, Saat Persaingan Memasuki Babak Berikutnya

Secara statistik, keduanya memiliki rekam jejak yang impresif.

Pogaar telah memenangkan dua gelar Tour de France, sementara Vingegaard baru satu.

Namun, performa Vingegaard di pegunungan tahun lalu tak bisa diabaikan.

Ia menunjukkan ketahanan dan kemampuan memanjat yang luar biasa, bahkan di tanjakan-tanjakan ekstrem sekalipun.

Dari sudut pandang pribadi, saya melihat rivalitas ini sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah balap sepeda.

Mereka saling mendorong untuk menjadi lebih baik, menciptakan pertunjukan yang mendebarkan dan penuh drama.

Pujian Pogaar kepada Vingegaard justru semakin memanaskan rivalitas ini.

Ini bukan hanya tentang siapa yang lebih kuat, tetapi juga tentang respek dan sportivitas.

Tentu saja, kemenangan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan memanjat.

Faktor lain seperti strategi tim, kondisi fisik, dan bahkan keberuntungan juga berperan penting.

Namun, dengan Pogaar yang berambisi merebut kembali *maillot jaune* dan Vingegaard yang ingin membuktikan dirinya bukan juara kebetulan, Tour de France tahun ini diprediksi akan menjadi medan pertempuran yang epik.

Kita akan menyaksikan sebuah rivalitas yang akan dikenang sepanjang masa.